Pemkot Singkawang diminta tingkatan jaringan Instalasi Pengolahan Air
Singkawang - Koordinator Aliansi LSM Perintis Singkawang, Muhammad Abdurrahman minta agar Pemkot Singkawang melalui Perumda AMGP meningkatkan kapasitas dan jaringan Instalasi Pengolahan Air (IPA) dalam mengatasi krisis air di daerah setempat.
Krisis air bersih di kota setempat masih menjadi persoalan rutinitas masyarakat Singkawang terutama di musim kemarau yang terjadi setiap tahun.
"Persoalan klasik ini agar menjadi atensi khusus bagi Perumda Air Minum Gunung Poteng (AMGP) dan Pemerintah Kota Singkawang," kata Rahman di Singkawang, Rabu.
Menyikapi krisis air bersih ini, katanya, Aliansi LSM perintis Kota Singkawang beberapa waktu lalu melakukan kordinasi langsung kepada pihak manjamen Perumda AMGP Singkawang dalam rangka mencari akar persoalan untuk dianalisis dan dicarikan solusi permanen.
Dari keterangan pihak Perumda, katanya, berdasarkan data kajian kapasitas IPA Eksisting, persoalan air baku menjadi momok utama tidak terpenuhinya kapasitas sistem yang dimiliki Perumda Gunung Poteng.
Dari Instalasi Pengolahan Air (IPA) yang dimiliki Perumda AMGP yang terdata dan terpasang total kapasitas 340 liter/detik dengan efisiensi kapasitas produksi sekitar 75-78 persen atau sekitar 255-265 liter/detik dari kapasitas sistem di musim normal/penghujan.
Sementara pada saat musim kemarau, efisiensi produksi di kisaran 45 persen dari total kapasitas sistem sekitar 150-160 liter/detik (dengan suplai air baku 10 liter/detik dan, 40 liter/detik dari kapasitas sistem yang ada di unit Semelagi, 100 liter/detik dari suplai Intake Semelagi menuju IPA Roban dan 15-20 liter/detik dari suplai air baku Tirtayasa, untuk Intake Eria 0 liter/detik.
"Tidak cukupnya suplai air baku untuk seluruh sistem IPA yang ada di Perumda AMGP Singkawang menyebabkan efisiensi kapasitas sistem yang dimiliki Perumda tidak berfungsi dengan optimal, sementara persentase tingkat pelayanan Perumda saat ini hanya mampu di kisaran 30 persen saja," ujarnya.
Dengan tingkat efisiensi kapasitas produksi yang terjadi ini sangat tidak mungkin Perumda AMGP dapat memaksimalkan pendistibusian air bersih kepada 26 ribu pelanggang aktif se Kota Singkawang. Kondisi ini akan lebih sulit bilamana musim kemarau tiba karena kondisi sumber air baku Perumda AMGP di Sungai Seluang, Eria dan lainnya, masih bergantung pada curah hujan.
Sementara berdasarkan estimasi tingkat pelayanan yang dibutuhkan Perumda AMGP saat ini idealnya 60 persen dengan kapasitas kebutuhan IPA 599,52 liter/detik.
"Oleh karena itu untuk menyelesaikan persoalan krisis air bersih di Kota Singkawang secara permanen saat ini hingga tahun 2028 maka Perumda AMGP Singkawang harus meningkatkan kapasitas produksi IPA dari 265 liter/detik menjadi 599,52 liter/detik," ujarnya.
Adapun sarana dan prasarana yang dibutuhkan dalam rangka meningkatkan kapasitas produksi IPA di antaranya memaksimalkan sumber air baku yang ada seperti membuat Boster Air Baku untuk menambah debit air baku yang masuk ke kapasitas IPA Eksisting.
Kemudian, mengambil air baku tambahan dari Hangmui Irigasi dan mencari alternatif sumber air baku lain yang debet airnya tidak tergantung terhadap curah hujan.
Seumpama sumber air baku Sungai Sedau walau terkontaminasi air laut, namun dengan teknologi masa kini realistis untuk diolah, meningkatkan kapasitas sistem intake, sistem transmisi, sistem IPA, reservoar dan jaringan pipanisasi pendukungnya.
"Memang untuk mewujudkan itu tidak mudah karena diperlukan anggaran sekitar Rp350 milyar," ujarnya.
Mengingat air bersih adalah kebutuhan vital dan hajat hidup masyarakat banyak, kata dia, perlu keseriusan pemerintah baik itu eksekutif maupun legislatif dalam upaya pembiayaan. Adapun alternatif pembiayaan itu bisa menggunakan skema APBN melalui Kementerian terkait maupun Pokir anggota legislatif.
Manakala persoalan pembiayaan ini terpenuhi output-nya sangat realistis dengan meningkatnya kapasitas IPA dari 265 liter/detik menjadi 599,52 liter/detik maka tingkat pelayanan pendistribusian air bersih Perumda AMGP Singkawang menjadi 60 persen.
"Maka Singkawang akan keluar dari krisis air bersih dan PAD Singkawang akan bertambah dari sektor deviden Perumda AMGP serta tipe Perumda meningkat dari tipe B menjadi tipe A," katanya.
Konsekwensi dari peningkatan tipe itu maka Perumda AMGP akan memiliki tiga direksi, direksi utama, umum dan direksi teknis demikian juga degan dewan pengawas. Adapun alternatif lainnya bisa dijajaki model Government to Bisnis (G to B).
"Model bisnis ini, perusahaan swasta menjual produk atau layanan kepada pemerintah atau lembaga pemerintah," ujarnya.*
Oleh : Narwati/ANTARA