Pontianak - Balai Bahasa Provinsi Kalimantan Barat (Kalbar) memperkuat upaya peningkatan literasi anak dengan mendistribusikan buku cerita anak ke sekolah-sekolah yang memiliki nilai Asesmen Nasional (AN) rendah di seluruh Kalimantan Barat sepanjang tahun 2025.
"Distribusi buku cerita anak ini kami fokuskan ke sekolah-sekolah dengan capaian Asesmen Nasional yang masih rendah, agar anak-anak memiliki akses bacaan yang lebih baik dan menarik," kata Kepala Balai Bahasa Provinsi Kalbar, Uniawati di Pontianak, Senin (15/12).
Uniawati, mengatakan pendistribusian buku tersebut merupakan bagian dari program pembinaan kebahasaan dan kesastraan yang bertujuan meningkatkan minat baca serta kemampuan literasi dasar peserta didik sejak usia dini.
Ia menjelaskan, sepanjang 2025 Balai Bahasa Kalbar telah menyalurkan buku cerita anak ke sekitar 600 sekolah yang tersebar di 14 kabupaten/kota di Kalimantan Barat. Buku-buku tersebut disusun dengan memperhatikan aspek kebahasaan, nilai karakter, serta kedekatan dengan konteks budaya lokal.
Menurut Uniawati, penguatan literasi tidak dapat dilakukan secara instan, melainkan membutuhkan dukungan berkelanjutan, termasuk ketersediaan bahan bacaan yang sesuai dengan usia dan kebutuhan anak.
"Kami ingin memastikan anak-anak di sekolah memiliki bahan bacaan yang layak, mudah dipahami, dan menyenangkan, sehingga dapat menumbuhkan budaya literasi sejak dini," tuturnya.
Selain distribusi buku ke sekolah, Balai Bahasa Kalbar juga melaksanakan berbagai program pendukung literasi lainnya, seperti penyediaan pojok baca dan lapak buku melalui program Jiwa Jelajah Khatulistiwa di sejumlah ruang publik.
Staf Ahli Gubernur Kalbar Bidang Sosial dan Sumber Daya Manusia, Sefpri Kurniadi, mengapresiasi langkah Balai Bahasa Kalbar dalam mendukung peningkatan kualitas sumber daya manusia melalui literasi.
"Penguatan literasi merupakan fondasi penting dalam pembangunan sumber daya manusia. Upaya Balai Bahasa Kalbar ini sejalan dengan komitmen pemerintah daerah dalam meningkatkan kualitas pendidikan," katanya.
Sementara itu, Ketua Majelis Adat Budaya Melayu (MABM) Kalbar, Chairil Effendy, menilai penyediaan buku cerita anak juga berperan dalam menanamkan nilai budaya dan karakter bangsa kepada generasi muda.
"Melalui bacaan yang tepat, anak-anak tidak hanya belajar membaca, tetapi juga mengenal nilai budaya dan jati diri bangsa," kata dia.
Balai Bahasa Kalbar memastikan program penguatan literasi tersebut akan terus dilanjutkan dan dikembangkan pada tahun-tahun mendatang sebagai bagian dari upaya pembinaan, pengembangan, dan pelindungan bahasa dan sastra di Kalimantan Barat.
Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS