Pontianak - Satuan Pelayanan Pemenuhan Gizi (SPPG) Polda Kalimantan Barat menegaskan komitmen dalam menjaga kualitas serta keamanan pangan bagi para penerima manfaat program Makanan Bergizi Gratis (MBG) melalui uji cepat harian.
"Selain memastikan kandungan gizi yang seimbang, SPPG juga secara rutin melakukan uji cepat (rapid test) menggunakan reagen khusus untuk mendeteksi potensi zat berbahaya seperti racun dan bahan kimia berbahaya sebelum makanan disalurkan," kata Ahli Gizi SPPG Polda Kalbar Cici Nurparamita di Pontianak, Minggu.
Ia menjelaskan pengawasan keamanan pangan dilakukan dengan standar yang ketat di bawah naungan Yayasan Kemala Bhayangkari. Proses tersebut mencakup seluruh tahapan, mulai dari pemilihan bahan mentah, pengolahan, pengemasan, hingga pendistribusian makanan ke penerima manfaat.
"Untuk food safety-nya sendiri, kami benar-benar ketat. Kalau di dapur lain mungkin pengujian hanya sebatas uji organoleptik seperti mencium, merasa, atau melihat, tetapi di SPPG kami melakukan uji kimia menggunakan reagen setiap hari," katanya.
Dia menjelaskan dukungan dari Bidang Kedokteran dan Kesehatan (Biddokkes) Polda Kalbar menjadi faktor penting dalam penerapan standar keamanan pangan tersebut.
Melalui pengujian laboratorium mini, kata dia, tim dapat mendeteksi dengan cepat keberadaan zat pengawet atau bahan kimia yang berpotensi membahayakan kesehatan.
"Setiap hari keamanan pangannya dicek menggunakan reagen. Jadi kami tahu secara pasti apakah makanan mengandung zat berbahaya atau tidak, bukan hanya menilai dari aroma atau warna," katanya.
Iptu Lijana Tajudin dari Biddokkes Polda Kalbar mengatakan pemeriksaan kimia menjadi langkah antisipatif penting untuk memastikan makanan yang diterima anak-anak penerima manfaat aman dikonsumsi.
"Pemeriksaan kimia yang kami lakukan mencakup empat jenis, yakni deteksi arsen, sianida, nitrit, dan formalin. Jika ada salah satu sampel yang terbukti mengandung zat tersebut, maka makanan langsung ditarik dan tidak disalurkan," kata dia.
Ia menyebutkan seluruh proses pengujian dilakukan menggunakan reagen dan alat pemeriksaan di laboratorium mini milik Biddokkes, sebagai bentuk verifikasi ganda terhadap hasil pemeriksaan dari dapur SPPG.
Program MBG ini disalurkan kepada sejumlah penerima manfaat, terutama anak-anak TK dan SMP Kemala Bhayangkari di Kabupaten Kubu Raya.
"Melalui penerapan standar keamanan pangan yang ketat, SPPG Polda Kalbar berkomitmen untuk terus menjaga kesehatan dan kesejahteraan anak-anak penerima manfaat di Kalimantan Barat," kata dia.
Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS