Pontianak - Pemerintah provinsi Kalimantan Barat memberikan pembekalan bagi para pengurus dan pendamping koperasi desa merah putih (KDMP) agar badan usaha ini bisa berjalan optimal, karena tidak semua pengurus koperasi memiliki latar belakang atau kemampuan berbisnis.
"Tujuan utama pelatihan ini adalah agar para pendamping benar-benar memahami dan menguasai ilmu usaha yang disampaikan oleh narasumber. Ilmu yang diterima harus diserap secara utuh, 100 persen, bukan 80 persen, agar dapat diteruskan dengan baik kepada koperasi binaannya," kata Sekretaris Daerah Provinsi Kalimantan Barat Harisson saat membuka kegiatan Peningkatan Kompetensi Pendamping Koperasi Desa dan Kelurahan Merah Putih se-Kalimantan Barat, yang digelar di Pontianak, Kalbar, Selasa.
Ia menambahkan pelatihan yang diberikan mencakup materi dasar dalam berbisnis dan pengelolaan keuangan, seperti kemampuan membaca peluang, membuat perencanaan usaha, serta memahami prinsip-prinsip ekonomi sederhana.
"Prinsipnya sederhana yakni bagaimana mengeluarkan biaya sekecil-kecilnya untuk mendapatkan keuntungan sebesar-besarnya. Pendamping dan pengurus koperasi harus jeli melihat potensi desa yang bisa dikembangkan menjadi usaha produktif," tuturnya.
Dirinya menegaskan pentingnya peningkatan kapasitas para pendamping koperasi untuk memastikan koperasi merah putih yang telah terbentuk dapat beroperasi secara efektif, profesional, dan memberi dampak nyata bagi kemajuan ekonomi kerakyatan.
Harisson mengungkapkan bahwa hingga saat ini, jumlah koperasi merah putih di Kalbar telah mencapai 2.143 unit.
Seluruh koperasi tersebut telah memiliki badan hukum yang lengkap, dan dalam waktu dekat akan mendapatkan dukungan modal.
Ia berharap kehadiran koperasi-koperasi ini mampu menjadi motor penggerak ekonomi di tingkat desa serta meningkatkan kesejahteraan masyarakat.
Dia juga menyoroti pentingnya etos kerja hemat dan bertanggung jawab dalam mengelola koperasi. Ia mengingatkan agar setiap pengurus mampu menerapkan efisiensi dalam operasional, dan menghindari penggunaan dana koperasi atau dana publik untuk kegiatan yang tidak produktif.
Mantan Kepala Dinas Kesehatan Provinsi Kalbar itu juga berpesan agar koperasi memulai usaha dari skala kecil terlebih dahulu sebelum memperluas cakupan bisnisnya.
"Mulai lah dari hal kecil, kemudian tumbuh menjadi besar. Jangan terburu-buru melakukan studi banding sebelum memiliki usaha yang jelas. Studi banding baru akan bermakna ketika sudah ada pengalaman dan pencapaian yang bisa dibandingkan, termasuk belajar dari usaha yang belum berhasil," katanya.
Harisson berharap melalui kegiatan pelatihan ini, para pendamping koperasi dapat menjadi agen penggerak ekonomi rakyat yang kompeten dan berdedikasi.
Dengan pendampingan yang tepat, koperasi merah putih diyakini akan berkembang menjadi wadah ekonomi yang kuat, transparan, dan berdaya saing.
"Kita ingin koperasi bukan hanya ada di atas kertas, tapi benar-benar hidup, tumbuh, dan memberi manfaat nyata bagi masyarakat di desa," kata dia.
Pewarta : Rendra Oxtora/ANTARA
*BACA BERITA TERKINI LAINNYA DI GOOGLE NEWS